Kosmetik Alami VS Kosmetik Sintetis

Munculnya kesadaran "kembali ke alam" alias gerakan "Go Green" didorong oleh kekhawatiran akibat makin meningkatnya polusi dan paparan bahan-bahan kimia di sekitar kita. Namun tahukah Anda bahwa selama ini kita bahkan telah secara sengaja memasukan ratusan jenis bahan kimia ke dalam tubuh melalui pemakaian produk kosmetik sehari-hari. Aneka produk kosmetik yang membuat kita terlihat cantik itu sesungguhnya mengandung berbagai bahan kimia berbahaya yang bisa menimbulkan berbagai efek samping hingga penyakit serius.

Situs safecosmetics.org menyebutkan wanita setiap harinya memasukkan sekitar 500 jenis bahan kimia ke dalam tubuhnya melalui pemakaian kosmetik sehari-hari. Sejumlah bahan kimia sintetis seperti pengawet paraben dan bahan pembusa SLS/SLES merupakan bahan kimia yang jamak terdapat dalam berbagai produk kosmetik. Masih ada banyak lagi daftar bahan-bahan kimia dalam kosmetik yang sebaiknya dihindari seperti mineral oil, petrolatum, dimethicone, TEA, DEA, glycols, PEGS dsb.

Berikut ini adalah sejumlah bahan kimia yang kerap kita jumpai dalam kosmetik di pasaran dan sebaiknya kita hindari:

  • Paraben merupakan bahan pengawet yang banyak ditemukan pada hampir setiap produk perawatan dan kosmetik.
    Nama lain: Methylparaben, propilparaben, isoparaben, butylparaben.
    Resiko kesehatan: Memiliki sifat seperti hormon estrogen yang ditengarai berhubungan dengan kanker.
  • Phalates merupakan bahan untuk mempertahankan warna dan wangi yang jamak digunakan pada produk perawatan kulit, kosmetik, kutek dsb.
    Nama lain: Dibutylphthalate, DBP, butyl ester.
    Resiko kesehatan: Diduga bersifat karsinogen atau memicu kanker.
  • SLS/SLES merupakan bahan pembuat busa yang banyak ditemukan pada produk sabun, shampo, pasta gigi dsb.
    Nama lain: Sodium lauryl sulfate (SLS), sodium laureth sulfate (SLES).
    Resiko kesehatan: Menimbulkan iritasi kulit dan mengandung cemaran dioxane yang bisa memicu kanker.
  • Formaldehyde merupakan bahan pengawet yang banyak ditemukan pada produk perawatan dan kosmetik.
    Nama lain: Dialozidinyl urea, iodopropinyl butylcarbamate, DMDM hydantoin.
    Resiko kesehatan: Diduga bersifat karsinogen atau memicu kanker.
  • Triclosan merupakan bahan anti bakteri yang banyak ditemukan pada sabun, pasta gigi dan deodoran.
    Nama lain: Microba, biofresh, irgasan, lexol, sterzac, cloxifenolum.
    Resiko kesehatan: Diduga menyebabkan gangguan hormonal dan sistem imun.

Produsen kosmetik komersial membela diri bahwa bahan-bahan kimia tersebut "aman" selama digunakan dalam dosis rendah, namun apabila berbagai produk kosmetik komersial tersebut kita gunakan setiap hari, selama bertahun-tahun, maka tentu akan terakumulasi dan menumpuk di dalam tubuh yang pada akhirnya berpotensi menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.

Marun Aromaterapi merupakan merk kosmetik berbahan alami untuk perawatan wajah, rambut dan tubuh. Salah satu produk andalannya adalah produk skincare organik lokal buatan Indonesia yang diracik secara homemade menggunakan bahan-bahan alami, yang diperkaya essential oil aromaterapi, sehingga aman dan menyehatkan.

Mulai sekarang, yuk beralih memakai produk kosmetik alami tanpa bahan kimia berbahaya yang aman dan menyehatkan untuk merawat kecantikanmu. Go green, go healthy, go beautiful!